top of page

Susahnya Jadi Perempuan....

  • Writer: Eva Mega
    Eva Mega
  • Mar 11, 2022
  • 2 min read

Waktu kecil, aku diajarin Bapak untuk berani ngelawan kalau ada yang jahil, berani ngejelasin alasan-alasan di balik tindakanku kalau aku merasa benar, atau berani untuk ungkapin perasaan ke siapapun. Katanya, "Jadi perempuan harus kuat dan berani."


Aku kira setelahnya itu bisa jadi dasar untuk tumbuh jadi perempuan yang hebat. Tapi kok lama-lama masih salah aja, ya? Misalnya di beberapa hal ini :


Perkara Kemandirian

Aku nggak pernah masalah untuk pergi kemana-mana sendirian, ngerjain apa-apa sendirian, mikirin apa-apa sendirian.

Sampai akhirnya ada teman yang bilang, "Jangan serba bisa sendiri deh. Nanti susah dapet cowok yang nemu celah buat masuk ke kamu!"


Perkara Pendidikan dan Pekerjaan

Mulai kerja di umur 19 tahun waktu masih kuliah semester 3. Sekarang, aku kerja full-time, magang, serta skripsian. Kurang lebihnya, aku bisa deh memenuhi kebutuhanku sendiri (walaupun kadang mendekati tanggal gajian udah seret).

Sampai akhirnya ada teman yang bilang, "Ini mah kamu bisa sendirian, nggak perlu siapa-siapa lagi, kan?! Lagipula cowok-cowok seumuran kamu pasti nggak berani deketin kalau kamu udah sampe segini."


Perkara...ya Menjadi Perempuan

Namanya juga manusia, kadang melakukan sesuatu nggak pakai mikir banyak, ya lakuin aja. Kalau ditanya alasannya apa, kadang bingung jawabnya. Udah paling bener menjawab pertanyaan itu dengan, "Ya...gimana ya. pengen aja gitu? Nggak boleh ya?

Katanya, "Kok ngerokok sih? Perempuan masa ngerokok? Kan nggak baik loh buat kesehatan?"

Padahal kalau dipikir lagi, laki-laki yang ngerokok sama aja nggak baiknya buat kesehatan kan?!


Katanya, "Ih tatoan! Pasti nakaaal! Kotor banget itu tangannya digambar-gambar."

Padahal harusnya laki-laki yang tatoan juga dapet omongan yang sama dari orang sekitar, tapi kok aku (perempuan) aja ya yang dikomen?


Belum lagi ditambah dengan Perkara Percintaan

Kalau suka sama orang nggak bisa bilang langsung, soalnya nanti dibilang, "Harus ada harga dirinya dong! Masa cewek duluan yang bilang suka!" Padahal kan ya aku juga punya perasaan....

Kalau merespon laki-laki yang mencoba mendekati nggak bisa terlalu ramah, soalnya nanti dibilang, "Deketin dia mah gampang! Gua aja cuma chatting-an 2 hari langsung bisa jalan bareng." Padahal itu tandanya aku memang beneran tertarik....bukan gampang!


Ah, serba salah pokoknya!


Karena semua kata-kata orang itu tentang aku yang adalah perempuan ini, akhirnya aku nangis sambil mikir... Kok susah banget ya, apa-apa pasti ada aja komentarnya. Selayaknya perempuan lain, akhirnya aku upload foto nangis di second account Instagram-ku. Sehabis itu ada yang bilang, "Biar apa siiii diupload? Cari perhatian terus, manja banget."


Masih salah juga.....


Mewakili teman-teman perempuanku yang mungkin sedang dan sempat merasakan hal yang sama, pesanku satu; jangan capek dengerin itu ya. Truth hurts tapi memang itu yang mungkin akan kita (perempuan) terima sepanjang hidup apalagi kalau ada perilaku yang nggak sesuai sama standar sosial tentang perempuan harusnya kayak gimana.


Setelah nangis, aku jadi ingat juga, kata Bapak "Jadi perempuan itu susah soalnya kamu mahal harganya." Tapi gimana, pasti ada aja tindakan yang bertolak belakang dan bikin kamu keliatan kayak nggak ada harganya. Nggak apa-apa nangis, bukan artinya manja. Nggak apa-apa minta tolong orang, bukan artinya lemah. Nggak apa-apa bisa ngapa-ngapain sendiri, bukan berarti nggak butuh penyeimbang di sebelahmu. Nggak kok, nggak ada yang salah..selama semuanya kamu rasa benar, nyaman, dan nggak merugikan siapa-siapa.

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


Proudly created with Wix.com

Shoutout to @bypuruhita.studio (on Instagram) for my cover photos.

bottom of page